Selamat Datang di Blog kami, hubungi 0853 3020 6667 (SMS) untuk pertanyaan

Senin, 20 Maret 2017

Contoh PKP Bahasa Indonesia Kelas III SD

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
1.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak  mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hal ini bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penujang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Berdasarkan kurikulum 2006 dijelaskan bahwa salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik  dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien, sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan intelektual kematangan emosional dan sosial. Berdasarkan data awal, selama ini pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Di Kelas III SDN ................... Kecamatan ................... Kabupaten Sampang masih bersifat monoton dan kurang menarik. Sehingga hasil belajar siswa dari KKM 65, diperoleh hasil rata – rata kelas 60 dengan prosentase ketuntasan 40% atau dari total keseluruhan 20 siswa hanya 8 siswa tuntas dan 12 siswa tidak tuntas .  Selain itu di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih menghadapi banyak kendala-kendala. Kendala-kendala yang dimaksud antara lain: Pertama, guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia masih mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran.
Kedua, jumlah siswa setiap kelas cukup besar (20-25 siswa). Terkait dengan jumlah siswa yang cukup besar di setiap kelas ini, proses belajar dihadapkan pada kenyataan keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang memadai, sehingga hal tersebut juga menyebabkan guru kurang dapat mengenali sikap dan perilaku individual siswa atau murid secara baik. Hal ini dapat berdampak pada kurangnya perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
Ketiga, sebagian siswa memandang mata pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. Akibatnya siswa ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia merasa cukup mencatat dan menghafal konsep-konsep dan teori-teori yang diceramahkan oleh guru, tugas-tugas terstruktur yang diberikan dikerjakan secara tidak serius dan bila dikerjakan pun sekedar memenuhi formalitas.
Keempat, praktik kehidupan di masyarakat baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, agama seringkali berbeda dengan wacana yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas. Akibatnya siswa seringkali merasa apa yang dipelajari dalam proses belajar di kelas sebagai hal yang sia-sia.
Kendala-kendala dalam penyelenggaraan Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagaimana dikemukakan di atas, jelas membawa pengaruh pada kualitas proses dan hasil pembelajaran. Kondisi semacam ini tentu tidak sejalan dengan semangat untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang kurang bermakna ini akan semakin meluas dan apabila pada proses pembelajaran tersebut guru masih menerapkan strategi dan pendekatan pembelajaran konvensional yang memandang siswa sebagai objek, komunikasi lebih banyak berlangsung searah, dan penilaian lebih menekankan aspek kognitif.

2.      Analisis Masalah
Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan, merupakan upaya sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumber daya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan Nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang memadai.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran.
Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar akif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).

3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Supaya bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Mengurutkan Gambar Seri Menjadi Sebuah Paragraf Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III di SDN ................... Kecamatan ................... Kabupaten Sampang Tahun Pelajaran 2013 / 2014".

B.     Rumusan Masalah
                  Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan metode demonstrasi pada materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial        dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD ................... Kecamatan ...................          semester 1 tahun pelajaran 201.... / 20.... ? 
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam penyajian atau penyampaian materi pelajaran       Ilmu Penetahuan Sosial dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD ...................           Kecamatan ................... semester 1 tahun pelajaran 201.... / 20.... ?

C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
           1.      Menemukan metode demonstrasi yang tepat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD ...................  Kecamatan ................... semester 1 tahun pelajaran 201.... / 20.....
        2.      Meningkatkan prestasi prestasi belajar siswa kelas III SD ......... Kecamatan ......... semester tahun pelajaran 201.... / 20.... setelah menggunakan metode demonstrasi

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat:
1.      Bagi guru
a.  Memberikan masukan yang bersifat praktis tentang upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran.
b.      Menambah wawasan dan keterampilan guru dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bahsaa Indonesia khususnya dalam pokok bahasan mengurutkan gambar seri menjadi sebuah paragraf
2.      Bagi siswa, manfaat yang diperoleh antara lain :
a.       Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi mengurutkan gambar seri menjadi sebuah paragraf
b. Dapat meningkatkan dan membentuk kemampuan siswa berkomunikasi dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang mencakup tiga keterampilan yaitu: membuat kalimat, menyusun, dan mengurutkan gambar menjadi sebuah paragraf.
3.      Bagi Kepala Sekolah, manfaat yang diperoleh  antara lain :
             Sebagai  upaya mengefektifkan serta meningkatkan pengelolaan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Sehingga dapat memberikan masukan kepada Kepala Sekolah untuk menyediakan dan atau melengkapi alat peraga, sarana serta prasarana yang mendukung terlaksananya pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian sekolah dapat meningkatkan dan menghasilkan mutu kelulusan yang berkualitas. 

=>>> Silahkan Download File lengkapnya DISINI